MTsN1 Kota Bandung kutip dari diktum kedua Keputusan Ditjen Pendis ini dinyatakan bahwa kalender pendidikan ini digunakan sebagai pedoman dalam penyelenggaraan pendidikan Raudlatul Athfal (RA), Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah (MTs), Madrasah Aliyah (MA), dan Madrasah aliyah Kejuruan (MAK) di seluruh Indonesia.
Formal Education Institutions that directly print productive age cadres are vocational madrasahs MAK and vocational high schools SMK. The history and origins of MAK and SMK, that MAK is more oriented to religious education based on skills or skills as a means of living in the world. Whereas Vocational Schools almost certainly emphasize skills and skills. The contents of MAK's subjects are 70% religious subjects, 70% vocational subjects. Of the two MAK and SMK alumni who tend to study Islamic economics or courses in Islamic economics majors is MAK. Then MAK and SMK, if viewed from Islamic economic principles that are more directed at strengthening religious teachings, so that they can be practiced and applied in the world of work, according to the author MAK is more relevant and more profitable, both in the world and the hereafter. Especially if it is weighed by the theory of Islamic education and education philosophy that is oriented towards noble character and morality, the educational goals of Islamic economic perceptive MAK are closer to perfect compared to SMK Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free PALAPA Jurnal Studi Keislaman dan Ilmu Pendidikan Volume 9, Nomor 1, Mei 2021; p-ISSN 2338-2325; e-ISSN 2540-9697; 31-54 MADRASAH ALIYAH DAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DALAM PERSEPKTIF EKONOMI ISLAM Nurhadi Kopertais XII Riau alhadijurnal Abstract Formal Education Institutions that directly print productive age cadres are vocational madrasahs MAK and vocational high schools SMK. The history and origins of MAK and SMK, that MAK is more oriented to religious education based on skills or skills as a means of living in the world. Whereas Vocational Schools almost certainly emphasize skills and skills. The contents of MAK's subjects are 70% religious subjects, 70% vocational subjects. Of the two MAK and SMK alumni who tend to study Islamic economics or courses in Islamic economics majors is MAK. Then MAK and SMK, if viewed from Islamic economic principles that are more directed at strengthening religious teachings, so that they can be practiced and applied in the world of work, according to the author MAK is more relevant and more profitable, both in the world and the hereafter. Especially if it is weighed by the theory of Islamic education and education philosophy that is oriented towards noble character and morality, the educational goals of Islamic economic perceptive MAK are closer to perfect compared to SMK Keywords MAK, SMK, Perspective, Islamic Economics Abstrak Lembaga Pendidikan Formal yang langsung mencetak kader-kader usia produksif adalah madrasah aliyah kejuruan MAK dan sekolah menengah kejuruan SMK. Sejarah dan asal muasal MAK dan SMK, bahwa MAK lebih berorientasi pada pendidikan agama yang berbasis skill atau keterampilan sebagai bekal menjalani hidup di dunia. Sedangkan SMK hampir dipastikan lebih menonjolkan skill dan ketetampilan saja. Muatan-muatan mata ajar MAK 70% mata ajar agama, SMK 70% mata ajar kejuruan. Dari kedua alumni MAK dan SMK yang kecenderungan akan belajar ekonomi Islam atau kuliah jurusan ekonomi Syariah adalah MAK. Maka MAK dan SMK, jika ditinjau dari prinsip-prinsip ekonomi Islam yang lebih mengarah ke penguatan ajaran agama, sehingga bisa diamalkan dan diaplikasikan dalam dunia kerja, menurut penulis MAK lebih relevan dan lebih menguntungkan, baik dunia maupun akhirat. Apalagi jika ditimbang dengan teori filsafat pendidikan dan pendidikan Islam yang berorientasi pada budi pekerti yang luhur dan berakhlakul karimah, tujuan pendidikan MAK persepktif ekonomi Islam lebih mendekati sempurna diabandingkan SMK. Kata Kunci MAK, SMK, Persepktif, Ekonomi Islam Nurhadi PALAPA Jurnal Studi Keislaman dan Ilmu Pendidikan PENDAHULUAN Pendidikan merupakan sektor terpenting dalam mewujudkan manusia yang cerdas, beradab dan manusia seutuhnya sesuai dengan yang tersurat dalam UUD 1945 dan tujuan pendidikan nasional. Yang dalam hal ini salah satunya dapat dilaksanakan melalui pendidikan. Selanjutnya dalam Undang-Undang Sisdiknas dijelaskan bahwa pendidikan nasional berfungsi untuk mencerdaskan kehidupan bangsa melalui pengembangan kemampuan serta pembentukan watak dan peradaban bangsa yang bermartabat di tengah persaingan zaman. Seperti diketahui bahwa pendidikan merupakan usaha manusia untuk menumbuhkembangkan potensi-potensi bawaan, baik jasmani maupun rohani, sesuai dengan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat dan kebudayaan. Hal ini dapat dilihat dari kehidupan manusia sehari-hari baik dari cara berfikir, bersikap maupun bertindak yang semuanya dilandasi pada sejauh mana tingkat pendidikan yang mereka miliki karena dalam pendidikan tidak hanya terjadi proses transformasi penge-tahuan akan tetapi juga terjadi transformasi satu uapaya untuk merubah nasib seseorang ada ilmu, dizaman sekarang ilmu harus memiliki legalitas yaitu ijazah formal secara hukum, hal ini menjadi penyebab seseorang yang ingin merubah nasibnya mesti harus sekolah belajar. Diantara sekian banyak lembaga pendidikan formal yang langsung mencetak kader-kader usia produksif adalah madrasah aliyah kejuruan MAK atau sekolah menengah kejuruan SMK. Fakta dan realita membuktikan bahwa angkatan selevel pada sekolah tingkat dan menengah atas SLTA/SMA yang paling di minati oleh pemula dan pemuda siap kerja atau ready berwirausaha adalah alumni SMK dan MAK secara keseluruhan. Hal tersebut sangat mudah dijumpai dilapangan para usia kerja produktif muda rata-rata tamatan dan alumni SMK dan MAK. Sebagaimana disebutkan diatas, bahwa pendidikan adalah agen utama suatu perubahan. Pendidikan harus mampu mewujudkan perubahan besar dalam tatanan Johar Maknun, “Pengembangan Sekolah Menengah Kejuruan SMK Boarding School Berbasis Keungulan Lokal”, Direktori/FPTK/Jurusan Pendidikan Teknik Arsitektur, Upi Edu 196803081993031, 1-30, hlm. 1 Fuad Ihsan, Dasar-Dasar Kependidikan Jakarta PT. Rineka Cipta, 2008, hlm. 1-2. H M. Syamsudini, “Pendidikan Madrasah Dalam Lintas Sejarah Indonesia”, Jurnal Turats, 145-152, hlm. 1-2 Nurhadi Volume 9, Nomor 1, Mei 2021 kehidupan masyarakat, baik ekonomi maupun sosial. Perubahan yang diharapkan dari pendidikan adalah perubahan yang mengarah kepada peningkatan kompetensi pelaku pendidikan, baik di kalangan pendidik, maupun peserta didik, secara financial maupun sosial. Masyarakat Indonesia sudah mulai menunjukkan semangat kewirausahaan. Menurut Menteri Koperasi dan UKM pada Juni 2018 menyatakan, jumlah pelaku mikro kecil dan menengah UMKM diperkirakan tumbuh menjadi 7%, namun sampai saat Oktober 2018 baru mencapai 4,4 % dari jumlah sekitar 265 Juta penduduk berdasarkan data BPS tahun 2018, yang pada dua tahun sebelumnya lebih sedikit yakni 3,1% dan 2,1 %. Jumlah wirausahawan di Indonesia, tercatat pada Februari 2014, ada hanya berkisar 44,2 juta orang yang berusaha membuka lapangan kerja secara berdikari. Sementara, total penduduk bekerja di republik ini mencapai 118,1 juta orang. Bila dikaji lebih dalam lagi, wirausahawan di Indonesia terdiri dari jumlah penduduk yang berwirausaha secara mandiri sebanyak 20,32 juta orang; berwirausaha dibantu buruh tidak tetap 19,74 juta orang, dan berwirausaha dibantu buruh tetap 4,14 juta orang. Jumlah wirausahawan baru mencapai 1,56 persen dari total di tahun 2018 akhir baru kisaran 58,97 juta orang, maka kurang lebih 4,4 % dari jumlah penduduk Indonesia di tahun 2017 sejumblah 265 juta lembaga pendidikan harus membangun kemandirian sekolah melalui kegiatan kewirausahaan atau bahasa yang dipersamakan yaitu wiraswasta, yaitu orang yang pandai atau berbakat mengenal produk baru, menentukan cara produksi baru, menyusun operasi untuk pengadaan produk baru, memasarkannya serta mengatur permodalan operasinya. Karakter diri seorang wirausahawan adalah memiliki watak berani, bersungguh-sungguh, dan mengerahkan segenap kemampuan dalam Muh. Ali Mukhtar dan Jejen Musfah, “Membangun Kewirausahaan di Sekolah”. Journal for Integrative Islamic Studies Hikmatuna, Vo. 4 No. 2 2018, 204-215, hlm. 205 Maizal Walfajri dan Herlina Kartika, “Menkop UKM Rasio wirausaha Indonesia sudah lebih dari 7%”. 05 Juni 2018, diakses 3 Juli 2019. Ardiyan Mohammad. “Sistem Pendidikan Biang Kerok Indonesia Minimnya Wirausaha”, 12 Juli 2014, diakses 3 Juli 2019. Maizal Walfajri dan Narita. “Jumlah pelaku UMKM di 2018 diprediksi mencapai 58,97 juta orang”, 05 Oktober 2018, diakses 3 Juli 2019 Nurhadi PALAPA Jurnal Studi Keislaman dan Ilmu Pendidikan mencapai dan memenuhi tujuannya. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/madrasah menyebutkan bahwa setiap kepala sekolah/madrasah harus memiliki 5 lima kompetensi dasar, yaitu kompetensi kepribadian, manajerial, supervisi, sosial, dan kewirausahaan. Kelima standar tersebut sangat sesuai dengan nilai-nilai etos kerja dalam ajaran Islam, apalagi di poin yang kelima, yaitu kewirausahaan, hal ini dapat dilihat dalam al-Qur‟an surah al-Jumuah ayat 10 yang artinya “apabila telah ditunaikan shalat, Maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung”. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Standar Kompetensi Kejuruan Sekolah Menengah Kejuruan SMK/Madrasah Aliyah Kejuruan MAK. Didukung dengan Peraturan Menteri Pendidikan Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 70 Tahun 2013 Tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan SMK/Madrasah Aliyah Kejuruan MAK.Setelah sah secara legal hukum keberadaan MAK yang menyaingi seniornya SMK, maka kedua sistem pendidikan tingkat atas ini memiliki keahlian sesuai dengan jurusannya masing-masing, namun yang jelasnya jurusan tersebut sudah pasti sangat dibutuhkan dimasyarakat, umumnya di kalangan pelaku ekonomi sosial. Terkait dengan kondisi tersebut, maka sekolah menengah kejuruan SMK/MAK memberikan alternatif solusi dengan memberikan bekal kompetensi yang terpakai di Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia Jakarta Kemendikbud, 2010, hlm. 1197 Muh. Ali Mukhtar dan Jejen Musfah, “Membangun Kewirausahaan di Sekolah”, hlm. 205-206 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahanya Semarang Toha Putra, 2015, hlm. 933 Lembaran Negara Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 1, 1-26, hlm. 1 Salinan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Standar Kompetensi Kejuruan Sekolah Menengah Kejuruan SMK/Madrasah Aliyah Kejuruan MAK, hlm. 1-517. Salinan Peraturan Menteri Pendidikan Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 70 Tahun 2013 Tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan, hlm. 1-220. Nurhadi Volume 9, Nomor 1, Mei 2021 dalam kehidupan bermasyarakat. Baik Kecerdasan Intelektual, Emosional dan Spiritual, terutama lulusan dalam artikel ini penulis hendak menjelaskan bagaimana tinjauan ekonomi Islam terhadap kedua pendidikan formal tersebut?. PEMBAHASAN 1. Sejarah Madrasah Aliyah Kejuruan MAK Madrasah pada dasarnya berasal dari bahasa Arab „madrasah‟ yang artinya „tempat belajar‟. Sebagai tempat belajar, kata „madrasah‟ dapat disamakan dengan kata „sekolah‟. Namun, dalam kerangka sistem pendidikan nasional keduanya dikenal sebagai lembaga pendidikan tingkat dasar dan menengah yang kurikulumnya menitikberatkan pada mata pelajaran umum, dan pengelolaannya berada di bawah naungan Departemen Pendidikan Nasional. Sedangkan madrasah dikenal sebagai lembaga pendidikan keagamaan tingkat dasar dan menengah yang, karenanya, lebih menitikberatkan pada mata pelajaran agama, dan pengelolaannya menjadi tanggungjawab Departemen keberadaan madrasah di dunia Islam telah muncul sekitar abad ke-4/5 H 10/11 M, seperti munculnya madrasah-madrasah di Naisaphur Iran ± 400 H dan Madrasah Nidzamiyah di Baghdad 457 H, keberadaan madrasah di Indonesia baru dijumpai pada awal abad 20. Dengan demikian, kemunculan madrasah di tanah air tidak memiliki hubungan langsung dengan keberadaan Yoga Pramono, “Kajian Kebutuhan dan Penyediaan Sekolah Menengah Kejuruan di Kabupaten Rembang”, Tesis Master Semarang Program Pasca Sarjana Magister Teknik Pembangunan Wilayah dan Kota Universitas Diponegoro, 2009, hlm. v Agus Saefudin, Smk Sekolah Mencetak Kuli dan Pengangguran Sebuah Kritik dan Solusi Arah Kebijakan Sekolah Menengah Kejuruan, Makalah Master Semarang Program Pascasarjana Program Studi Manajemen Pedidikan Konsentrasi Kepengawasan Sekolah Universitas Negeri, 2015, hlm. 10 H M. Syamsudini, “Pendidikan Madrasah”, hlm. 3 Mohammad Kosim, “Madrasah Di Indonesia Pertumbuhan dan Perkembangan”, Jurnal Tadris, Vo. 2. No 1. 2007, 41-57, hlm. 42 Azyumardi Azra, Pendidikan Islam; Tradisi dan Modernisasi Menuju Millenium Baru Jakarta Logos, 1999, hlm. vii-viii; lihat juga Ahmad Syalabi, Sedjarah Pendidikan Islam, terj. Muchtar Jahja dan Sanusi Latief Jakarta Bulan Bintang, 1973, hlm. 109-112; lihat juga George Makdisi, The Rise of Colleges Institutions of Learning in Islam and The West Edinburg Edinburg University Press, 1981, hlm. 51-52; lihat juga Hasan Asari, Menyingkap Zaman Keemasan Islam; Kajian atas Lembaga-Lembaga Pendidikan Bandung Mizan, 1994, hlm. 44- 81. Nurhadi PALAPA Jurnal Studi Keislaman dan Ilmu Pendidikan madrasah di era klasik. Beberapa penulis sejarah pendidikan Islam di Indonesia menyebut dua peristiwa penting yang melatarbelakangi munculnya madrasah di Indonesia, yaitu kolonialisme Belanda dan gerakan pembaharuan lahirlah Kementerian Agama melalui Ketetapan Pemerintah Nomor 1/SD/1946, tanggal 3 Januari 1946 buah hasil dari usulan BP terbentuknya kementerian ini, segera dilakukan upaya-upaya lebih serius untuk memantapkan keberadaan pendidikan Islam, temasuk tahun 1950, tepatnya tanggal 5 April 1950, pemerintah mengesahkan Undang-Undang Nomor 4/1950 Jo Undang-Undang Nomor 12/1954 tentang Dasar-Dasar Pendidikan dan Pengajaran di 1975, tepatnya tanggal 24 Maret 1975, dikeluarkan Surat Keputusan Bersama SKB Nomor 6/1975 dan Nomor 037/U/1975 antara Menteri Agama, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, dan Menteri Dalam Negeri tentang Peningkatan Mutu Pendidikan pada undangundang ini, tujuan pendidikan nasional diarahkan untuk “Membentuk manusia susila yang cakap dan warga negara yang demokratis serta bersusila serta bertanggungjawab tentang kesejahteraan masyarakat dan tanah air”.Berlandaskan Keputusan Menteri Agama Nomor 73/1987, pemerintah membuka program khusus keagamaan di Madrasah Aliyah, yang dikenal dengan Madrasah Aliyah Program Khusus MAPK. Program ini sebagai upaya untuk “menyempurnakan” kurikulum hasil SKB tiga menteri 1975, utamanya pada Madrasah Aliyah Program Pilihan IlmuIlmu Agama. Muatan kurikulum program H M. Syamsudini, “Pendidikan Madrasah”, hlm. 4 Maksum, Madrasah; Sejarah dan Perkembangannya Jakarta Logos, 1999, hlm. 81-82; lihat juga Azyumardi Azra, Pendidikan Islam, hlm. 36-38; lihat juga Azyumardi Azra, Pendidikan Islam, hlm 97-102; lihat juga Haidar Putra Daulay, Historisitas dan Eksistensi Pesantren Sekolah dan Madrasah Yogyakarta Tiara Wacana, 2001, hlm. 63-64 ; lihat juga Karel A. Steenbrink, Pesantren Madrasah Sekolah; Pendidikan Islam dalam Kurun Moderen Jakarta LP3ES, 1994, hlm. 26-29; lihat juga Abdurahman Assegaf, Politik Pendidikan Nasional; Pergeseran Kebijakan Pendidikan Agama Islam dari Praproklamasi ke Reformasi Yogyakarta Kalam Mulia, 2005, hlm. 188-189. Karel A. Steenbrink, Pesantren Madrasah Sekolah, hlm. 462-463. Mohammad Kosim, “Madrasah Di Indonesia”, hlm. 47; lihat juga H M. Syamsudini, “Pendidikan Madrasah”, hlm. 8 Djumhur dan Danasuparta, Sedjarah Pendidikan Bandung Djakarta Tjerdas, 1961, hlm. 161; lihat juga Mohammad Kosim, “Madrasah Di Indonesia”, hlm. 51 Maksum, Madrasah, Zakiyah Darajat dalam Pengantar, hlm. vii-xiii; lihat juga H M. Syamsudini, “Pendidikan Madrasah”, hlm. 12 H M. Syamsudini, “Pendidikan Madrasah”, hlm. 9 H M. Syamsudini, “Pendidikan Madrasah”, hlm. 15 Nurhadi Volume 9, Nomor 1, Mei 2021 MAPK didominasi materi agama dengan perimbangan ; 70% agama dan 30% umum, berbanding terbalik dengan muatan kurikulum Undang-Undang Sisdiknas Nomor 2/1989 mengubah secara signifikan posisi madrasah dalam sistem pendidikan nasional. Madrasah tidak lagi sebagai lembaga pendidikan keagamaan, melainkan menjadi sekolah umum berciri khas agama Islam. Melalui UU tersebut, yang kemudian diikuti lahirnya sejumlah PP dan keputusan di bawahnya, posisi madrasah dijelaskan pada SK Mendikbud Nomor 489/U/1992 tentang Sekolah Menengah Umum, menyatakan bahwa Madrasah Aliyah adalah Sekolah Menengah Umum yang berciri khas agama Islam yang diselenggarakan oleh Departemen Agama pasal 1 ayat 6.Menurut Muhammad Kosim sebagaimana dikutip dalam A. Malik Fadjar, pengakuan madrasah sebagai sekolah umum berciri khas Islam merupakan wujud budaya simpatik jati diri budaya bangsa yang berakar pada peradaban “Bhinneka Tunggal Ika”. Azyumardi Azra mengatakan, pengakuan tersebut menunjukkan bahwa secara perlahan namun pasti, dikotomi antarmadrasah dan sekolah umum mulai pudar. Sedangkan menurut Maksum, pengakuan tersebut dapat ditafsirkan sebagai upaya melakukan “integrasi” pendidikan Islam ke dalam sistem pendidikan nasional. Hal ini terlihat dari beberapa indikasi berikut; pertama, pendidikan agama menjadi salah satu mata pelajaran wajib dalam setiap jenis, jenjang, jalur dalam sistem pendidikan nasional, madrasah dimasukkan ke dalam katagori pendidikan jalur sekolah. Jika sebelumnya terdapat dualisme antara sekolah dan madrasah, maka melalui kebijakan tersebut dapat dikatakan bahwa madrasah adalah sekolah umum berciri khas agama Islam. Ketiga, kendati madrasah termasuk ke Ketika Menteri Agama dijabat Munawir Syadzali. Lihat Mohammad Kosim, “Madrasah Di Indonesia”, hlm. 53 SK Mendikbud ini dikeluarkan sebagai tindak lanjut dari PP Nomor 29/1990 tentang Pendidikan Menengah, 1-20. SK Mendikbud Nomor 489/U/1992 selanjutnya ditindaklanjuti dengan Keputusan Menteri Agama Nomor 370/1993 tentang Madrasah Aliyah, 1-17. A. Malik Fadjar, Madarsah dan Tantangan Modernitas Bandung Mizan, 1999, hlm. 15 Azyumardi Azra, Paradigma Baru Pendidikan Nasional; Rekonstruksi dan Demokratisasi Jakarta Kompas, 2002, hlm. 71. H M. Syamsudini, “Pendidikan Madrasah”, hlm. 16 Nurhadi PALAPA Jurnal Studi Keislaman dan Ilmu Pendidikan dalam jalur pendidikan sekolah, pemerintah masih memberikan peluang untuk mengembangkan madrasah dengan jurusan khas mengakui madrasah sebagai sekolah umum berciri khas Islam, UU Sisdiknas Nomor 2/1989 masih mengakomodasi keberadaan lembaga pendidikan keagamaan sebagai salah satu jenis pendidikan menengah pasal 15 ayat 2. Dan sesuai PP Nomor 29/1990 pasal 11 ayat 2, “Tanggungjawab pengelolaan sekolah menengah keagamaan dilimpahkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan kepada menteri Agama”. Maka, sebagi tindak lanjut peraturan di atas Menteri Agama, berdasar KMA Nomor 371/1993, mendirikan sekolah menengah keagamaan dengan nama Madrasah Aliyah Keagamaan MAK. Sebagai lembaga pendidikan keagamaan, muatan kurikulum MAK agak berbeda dengan MA. Kurikulumnya berdasar KMA Nomor 374/1993 tentang Kurikulum Pendidikan Menengah Keagamaan lebih didominasi materi keagamaan ±70%. Dengan prosentase materi agama yang dominan, maka MAK sesungguhnya merupakan “kelanjutan” dari program MAPK yang telah dirintis tahun 1987 oleh Menteri Agama Munawir Syadzali. Hanya, jangkauan MAK lebih luas dibanding UU Sisdiknas Nomor 20/2003 semakin memperkuat posisi madrasah sebagaimana telah dirintas dalam UU Sisdiknas Nomor 2/1989. Di antara indikatornya adalah penyebutan secara eksplisit madrasah yang selalu bersanding dengan penyebutan sekolah, yang hal ini tak ditemukan dalam undang-undang sebelumnya. Beberapa pasal misalnya Pasal 18 ayat 3 Pendidikan menengah berbentuk Sekolah Menengah Atas SMA, Madrasah Aliyah MA, Sekolah Mohammad Kosim, “Madrasah Di Indonesia”, hlm. 55; lihat juga Maksum, Madrasah, hlm. 159-160. Berbunyi “Pendidikan menengah terdiri atas pendidikan umum, pendidikan kejuruan, pendidikan luar biasa, pendidikan kedinasan, dan pendidikan keagamaan”. Isi undang-undang ini kemudian ditindaklanjuti dengan PP Nomor 29/1990 tentang Pendidikan Menengah. Pada bab I pasal 1 ayat 4 dijelaskan bahwa pendidikan menengah keagamaan adalah pendidikan pada jenjang menengah yang mengutamakan penguasaan pengetahuan khusus siswa tentang ajaran agama yang bersangkutan. H M. Syamsudini, “Pendidikan Madrasah”, hlm. 18 Mohammad Kosim, “Madrasah Di Indonesia”, hlm. 56 Anita Listiara dan Asmadi Alsa, “Esensi Bersekolah bagi Siswa Berisiko di Sekolah Menengah Kejuruan SMK”, Jurnal Psikologi, Vol. 38, No. 2, 2011, 164-175, hlm. 165 Nurhadi Volume 9, Nomor 1, Mei 2021 Menengah Kejuruan SMK, Madrasah Aliyah Kejuruan MAK atau bentuk lain yang samping itu, undang-undang pendidikan yang baru juga mengakomodasi pendirian madrasah “baru” yang dalam undang-undang sebelumnya tidak dikenal, yaitu Madrasah Aliyah Kejuruan MAK. Keberadaan MAK ini menunjukkan kesungguhan pemerintah untuk “benar-benar” menyetarakan madrasah dan sekolah. Dengan demikian, jika di sekolah menengah ada SMK, maka di madrasahpun sama, ada MAK. Jika diperhatikan dalam prakteknya Madrasah Aliyah Kejuruan MAK berbentuk satuan pendidikan formal yang setara / sederajat dengan SMA/SMK dan MA. Madrasah Aliyah Kejuruan MAK dikelola dan dibina oleh Departemen Agama Depag. Dalam hal mata pelajaran yang diberikan kepada siswa Madrasah Aliyah Kejuruan MAK sama seperti pada siswa Sekolah Menengah Kejuruan SMK. Daftar nama jurusan yang diselenggarakan Madrasah Aliyah Kejuruan MAK pun sama dengan SMK. Namun saat ini belum banyak Madrasah Aliyah Kejuruan MAK yang menyelenggarakan berbagai macam jurusan sebagaiman yang telah dilaksanakan olek Sekolah Menengah Kejuruan SMK. Hal ini menunjukkan bahwa pemerintah kemenag belum sungguh-sungguh dalam realisasi Peraturan Menteri Agama RI Nomor 60 tahun 2015 di lapangan, sebagai bukti sampai saat ini setelah beberapa tahun undang-undangnya disahkan Madrasah Aliyah Kejuruan masih belum terlalu lihat juga Peraturan Menteri Agama RI Nomor 60 tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Agama RI Nomor 90 tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Madsrasah, hlm. 1-16. Harun, “Mengenal Madrasah Aliyah MA Dan MAK”, 4 Juli 2019, diakses 3 Juli 2019. Mohammad Kosim, “Madrasah Di Indonesia”, hlm. 57; lihat juga H M. Syamsudini, “Pendidikan Madrasah”, hlm. 19 Nurhadi PALAPA Jurnal Studi Keislaman dan Ilmu Pendidikan 2. Asal Muasal Sekolah Menengah Kejuruan SMK Sampai dari Masa ke Masa Pendidikan di Indonesia berawal dari pendidikan berbasis keagamaan yang di selenggarakan oleh para pemuka dan penyabar agama Hindu, Budha,dan Islam. Pada zamannya , mereka telah mengembangkan sistem pendidikan yang relatif “tersruktur” dari segi isi maupun tingkat-tingkatnya. Namun sistem pendidikan dalam bentuk sekolah atau menyerupai sekolah sekarang baru dimulai pada abad ke-16. Sekolah pertama di Indonesia didirikan oleh penguasa Portugis di Maluku, Altonio Galvano, pada tahun 1536 berupa sekolah seminari untuk anak-anak dari pemuka mendirikan sekolah pertama di Ambon pada tahun 1607, disusul kemudian di Pulau Banda 1622, dipulau Lontar 1923, dan di Pulau Roen1927, semuanya di kawasan Maluku yang kaya akan rempah-rempah dan menjadi sasaran awal misi VOC. Sekolah-sekolah tersebut pada dasarnya bertujuan untuk penyebaran agama Kristen . Diluar wilayah Ambon, VOC mendirikan juga sekolah di Jakarta1617yang menjadi Sekolah BataviaBataviaase School pada tahun 1622; Sekolah Warga Masyarakat Burgerschool tahun 1630, Sekolah Latin Latijnse School tahun 1642, dan Sekolah CinaChinese School tahun 1737. Sekolah yang berorientasi “Kejuruan” yang didirikan pertamakali pada zaman VOC adalah Akademi Pelayaran Academie der Marine pada tahun 1743 tetapi ditutup kembali pada tahun kekuasaan VOC berakhir pada penghujung abad ke-18 pendirian sekolah-sekolah dilanjutkan oleh Pemerintah Hindia Belanda yang berdasarkan atas keturunan, bangsa, dan status sosial. Sekolah Pertama untuk anak-anak Eropa dibuka di Jakarta pada 1817, kemudian menyusul berbagai sekolah lainnya. Akan tetapi, setelah lebih dari dua abad berkuasa sejak zaman VOC, baru pada tahun 1853 Belanda mendirikan sekolah kejuruan, yaitu Ambachts School van Soerabaia Sekolah Pertukangan Surabaya yang diperuntukan bagi anak-anak Indo dan Belanda, disusul Yuli Setiawan, “Mengenal Sejarah Pendidikan Kejuruan di Indonesia”, 31 Mei 2016, diakses 4 Juli 2019. Ibid. Nurhadi Volume 9, Nomor 1, Mei 2021 kemudian oleh sekolah serupa di Jakarta pada 1856. Kedua sekolah ini diselenggarakan oleh swasta. Baru pada tahun 1860, Pemerintah Hindia Belanda mengusahakan Sekolah Pertukangan di Surabaya untuk golongan Eropa. Bagi anak-anak Pribumi, hingga saat itu belum ada sekolah serupa. Di luar Akademi Pelayaran yang didirikan tahun 1743, Sekolah Pertukangan di Surabaya yang berdiri pada tahun 1853 itulah sebagai sekolah kejuruan pertama di Indonesia. Bila sekolah ini menjadi patokan, maka hingga sekarang sekolah kejuruan di Indonesia telah berusia satu setengah kejuruan bertujuan untuk mengembangkan keterampilan tertentu pada siswa sehingga dengan keterampilan yang dimilikinya, para siswa kelak sebagai warga negara akan turut mengambil bagian untuk meningkatkan harga diri dan martabat bangsa sebagai bangsa yang berbudaya dan beradab. Di zaman yang lampau, justru falsafah pendidikan dalam aspek ajaran moralnya jauh lebih menonjol daripada aspek kejuruannya. Pendidikan kejuruan sebagai suatu sistem, sesungguhnya baru dikembangkan sungguh-sungguh sejak perang dunia II. Pada zaman Belanda dan Jepang SMK ada beberapa model, SMK Kewanitaan, SMK Teknik dan SMK Pertanian juga SMK Perdagangan. Kemudian pada masa PELITA I, II dan III maka SMK sudah bertambah dengan SMK Perternakan dan SMK Pariwisata, sedangkan PELITA IV pendidikan SMK diarahkan pada sektor Usaha dan PELITA V pendidikan SMK meniti beratkan pada keterampilan. Disahkannya UU No. 2/1989, PP. No. 28/1990 dan PP. No. 29/1990 adalah bahwa mulai tahun 1991/1992 telah dilakukan perubahan bentuk bagi 81 SMKTP yaitu 60 ST dan 21 SKKP menjadi SMP, dilanjutkan pada tahun 1992/1993 dengan perubahan bentuk bagi 106 SMKTP lainnya. Dengan demikian massih ada 73 Novriza bin Muslim, “Riwayat Sekolah Menengah Kejuruan”, 1 Oktober 2014, diakses 4 Juli 2019. Yuli Setiawan, “Mengenal Sejarah Pendidikan Kejuruan di Indonesia”. Arie Wibowo Khurniawan, dkk., SMK Sekolah Menengah Kejuruan dari Masa ke Masa Jakarta Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Kompleks Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, 2016/2018, hlm. 10 Ibid., hlm. 13-25 Ibid., hlm. 26-74 Nurhadi PALAPA Jurnal Studi Keislaman dan Ilmu Pendidikan SMKTP yang perlu dipelajari eksistensinya apakah akan dialihfungsikan menjadi SMP atau SLTA Kejuruan.Tercatat penambahan jumlah SMKTA Kejuruan dalam kurun waktu empat tahun tersebut adalah sebanyak 47 sekolah, terdiri dari 5 STM, 1 SMT, 1 SMT Grafika, 2 SMT Kimia, 3 SMT Pertanian, 28 SMEA, 2 SMKK, 3 SMPS, 1 SMIK, dan 1 SMSR. Ke 47 sekolah tersebut, sebanyak 20 sekolah merupakan pendirian UPT baru dengan fasilitas melalui bantuan ADB Loan 675-INO untuk sekolah pertanian, Loan 715-INO untuk sekolah teknologi, dan Loan 574- INO untuk sekolah non-teknologi. Selebihnya, 5 sekolah merupakan hasil penegerian dan 22 sekolah hasil alih fungsi SPG/ PJP mencakup rentang waktu 25 tahun atau lima Repelita. PJP I berlangsung mulai Pelita I 1969/1970-1973/1974 sampai dengan Pelita V 1988/1989-1993/1994. PJP II dimulai sejak Pelita VI 1993/1994-1997/1998 yang saat itu direncanakan untuk sampai Repelita X 2017/2018. Akan tetapi pada tahun 1998 terjadi gerakan reformasi yang menyebabkan pendekatan pembangunan berdasarkan babak-babak lima tahunan terhenti, sehingga pada sekitar tahun 1990-an dikenal dengan istilah “pembangunan nasional tanpa Repelita”.Sekolah Menengah Kejuruan yang merupakan salah satu sub-sistem dari sistem pendidikan nasional, sesuai dengan ketentuan pada Undang-Undang No. 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dan mempunyai tujuan utama untuk menyiapkan peserta didik terutama untuk dapat bekerja pada bidang tertentu - adalah salah satu jenis dan jenjang pendidikan yang mendapatkan perhatian utama sesuai dangan amanat GBHN 1993 dimaksud. Berbagai kajian dilakukan pada tahun terakhir Pelita V sebagai bahan dasar untuk memasuki Pelita dar masa ke masa selalu membangun dan memperluas pendidikan teknik dan kejuruan dengan dukungan dana APBN dan pinjaman luar negeri untuk memenuhi kebutuhan pembangunan yang semakin besar. Misalnya, pada akhir Pelita II setiap tahun diproyeksikan untuk dihasilkan juru teknik tradesmen. Ibid., hlm. 77 Ibid., hlm. 78 Ibid., hlm. 83 Ibid., hlm. 85 Nurhadi Volume 9, Nomor 1, Mei 2021 Menjabarkan piramida tenaga kerja untuk sektor industri, bisnis, dan jasa ke dalam program-program pendidikan teknik dan kejuruan. Mengembangkan Kurikulum SMK 1976 yang merupakan kurikulum pertama yang dibakukan untuk menggantikan Kurikulum sementara tahun 1974. Membangun 2 Instalasi Pendidikan Teknik IPT, 6 Proyek Perintis STM Pembangunan 4 tahun dengan jurusan BELMO, dan 9 Balai Latihan Pendidikan Teknik BLPT yang menjadi tempat praktik sejumlah STM di sekitarnya, dan 2 Fakultas Kejuruan Teknik FKT di IKIP Padang dan Yogyakarta. Membangun PPPG Teknologi TTUC Bandung dan PPPG Kejuruan VTUC Jakarta. Meningkatkan mutu 80 STM, 100 SMEA Pembina, dan 45 SKKA; membangun 4 SMT Pertanian, 6 SMTK, 4 SMIK, 8 SMPS, 8 SMKI. Mengubah nomenklatur sekolah menengah kejuruan dengan mengikuti hukum “DM”, misalnya SKKA menjadi SMKK, STM menjadi SMT, Kokar menjadi SMKI, SPIK menjadi SMIK, SMInd menjadi SMM, SPSA menjadi menjadi SMPS, SFMA menjadi tenaga kependidikan kejuruan sebagai unsur pokok pendidikan melalui inventarisasi dan analisis jumlah dan mutu/kualifikasi yang dibutuhkan sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Langkah ini belum pernah dilakukan sebelumnya. Inventarisasi kemampuan LPTK dalam memasok guru kejuruan dibandingkan dengan kebutuhan. Menurunkan konsep terobosan supaya program-program SMK berjalan, sambil meningkatkan mutu guru yang ada in-service training maupun mendidik guru baru pre-service training melalui program D-III Guru Kejuruan dengan sistem lapis untuk memenuhi kebutuhan akan guru sebanyak orang saat itu. Program ini dilakukan melalui Ikatan Dinas. Mendirikan sejumlah PPPG lingkup kejuruan yang baru serta meningkatkan fungsi dan peranan PPPG yang telah ada untuk menjadi kelompok pemikir think thank dalam pengembangan, perencanaan, dan operasionalisasi seluruh aspek pendidikan kejuruan di Indonesia. Tugas mendesak saat itu adalah menangani langsung pendidikan dan pelatihan guru yang ada dan calon-calon guru, melaksanakan program D-III GK bekerjasama dengan LPTK terdekat dan Politeknik Mekanik Swiss-ITB/POLMAN-Bandung. Melanjutkan program-program pembangunan sekolah-sekolah kejuruan sesuai Ibid., hlm. 92-93 Nurhadi PALAPA Jurnal Studi Keislaman dan Ilmu Pendidikan dengan sasaran-sasaran Pelita bekerjasama dengan ADB, Pemerintah Swiss, Australia, Belanda, Perancis, dan akhir Pelita III terdapat 274 SLTP Kejuruan yang terdiri atas 194 ST dan 80 SKKP, serta 559 SLTA Kejuruan. Merehabilitasi 64 SLTP Kejuruan Negeri dan mengkonsolidasikan 210 sekolah jenis lainnya. Mengembangkan SKK Sekolah Keterampilan Kejuruan 4 tahun di 10 lokasi. Melakukan penyesuaian 11 jurusan di SLTP Kejuruan dan 61 jurusan di SLTA Kejuruan. Mengembangkan SMK yang membuka program kejuruan teknik dan non-teknik dibawah satu atap, yaitu SMK Kartini Batam, disusul dengan STM Manna di Bengkulu dan STM Dumai. Mengembangkan “pola asuh” dalam pendirian sekolah kejuruan yang melibatkan industri dan pemerintah daerah. Menjabarkan dan melaksanakan Kurikulum 1984 SMK yang menghasilkan 97 program studi. Meningkatkan daya tampung 145 STM Negeri, 277 SMEAN, 97 SMKK/SMTK, dan menambah fasilitas 23 SMT Pertanian. Menyelesaikan pembangunan PPPG Teknologi Medan dan Malang, PPPG Kejuruan di Jakarta, PPPG Kesenian di Yogyakarta, dan PPPG Pertanian di Cianjur. Mengangkat guru baru untuk sekolah kejuruan, dan mengembangkan “Pola Mentawai” dalam rekrutmen calon guru dan alih fungsi SLTP Kejuruan ST, SKKP menjadi SMP/SLTP Umum. Meskipun saat UU No. 2/1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional belum disahkan dalam tahap pembahasan di DPR-RI. Hasil-hasil kajian merekomendasikan bahwa SLTP Kejuruan perlu diubah menjadi SLTP Umun. Alasannya antara lain adalah kenyataannya sebagian besar ST dan SKKP tetap melanjutkan ke SLTA khususnya SLTA Kejuruan dan mereka belum cukup umur untuk Institusi Pasangan industri dan perusahaan untuk menjamin sustainabilitas financial financial sustainability dan relevansi serta ukuran keberhasilan sekolah menengah kejuruan. Pengembangan Sekolah Seutuhnya PSS atau Integrated School Development ISD. Melalui program ini, program SMK disesuaikan dengan konteks lingkungan. Kemahiran tenaga dikembangkan dengan Ibid., hlm. 94-95 Ibid., hlm. 96-97 Ibid., hlm. 98-99 Nurhadi Volume 9, Nomor 1, Mei 2021 bantuan tenaga dari PPPG lingkup kejuruan yang diterjunkan ke lokasi sekolah. Menindaklanjuti implikasi dari disahkannya UU No. 2/1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional, antara lain dengan mengalihfungsikan 187 SLTP Kejuruan ST dan SKKP dari 274 SLTPK yang ada saat itu. Menambah dan mengembangkan 47 SMKTA yang meliputi pendirian 20 SMKTA baru, penegerian 5 SMKTA Swasta, dan alih fungsi 22 SPG/SGO menjadi SMKTA. Meningkatkan mutu guru sekolah kejuruan melalui berbagai penataran. Melanjutkan pembangunan PPPG Teknologi Malang dan meningkatkan peran dan fungsi PPPG yang telah ada, serta melengkapi sarana BLPT. Benny Suprapto Brotosiswojo merupakan salah satu Guru Besar ITB 1981-sekarang, pernah menjabat sebagai Direktur Dikmenum 1976-1988, Direktur Dikmenjur 1988-1992, Rektor Universitas Terbuka 1992-1996, dan Rektor Universitas Katolik Parahyangan Kurikulum SMK tahun 1984 dan merevisinya menjadi Kurikulum SMK 1996-1998. Menjabarkan kebijakan “Link & Match” ke dalam program-program pendidikan kejuruan dengan tujuan agar proses, program, dan hasil pendidikan SMK lebih sesuai dengan kebutuhan dunia usaha dan industri. Mendifusikan perubahan orientasi dalam pengelolaan pendidikan kejuruan yang meliputi 10 butir, antara lain perubahan dari supply-driven ke demand-driven, pengembangan program berbasis kompetensi, menghilangkan sekat yang memisahkan sekolah dan dunia usaha/ industri, menggagas sistem multi-entry-exit dan sertifikasi kompetensi, serta menggalakan Unit Produksi. Mengembangkan Pendidikan Sistem Ganda PSG di SMK dengan melibatkan belasan ribu industri/perusahaan sebagai institusi pasangan yang mewadahi siswa. Merestrukturisasi organisasi Direktorat Dikmenjur dengan diadakannya Subdit Pembinaan PSG. Memulai pelaksanaan Lomba Keterampilan/Kompetensi Siswa LKS SMK, melakukan acara “Gebyar SMK”, memfasilitasi Pokja Pengembangan Pendidikan dan Pelatihan Kejuruan di Indonesia yang menghasilkan laporan “Keterampilan Menjelang 2020” 1997. Dalam kurun waktu 1994-1998, siswa SMK naik dari 1,47 juta menjadi 2,0 juta. Mengembangkan dan mengimplementasikan program keterampilan pada ratusan SLTP yang meliputi 8 bidang keterampilan. Drs. Ibid., hlm. 100-101 Nurhadi PALAPA Jurnal Studi Keislaman dan Ilmu Pendidikan Jorlin Pakpahan pernah menjabat sebagai staf Pembantu Pimpinan pada Direktorat Pendidikan Teknologi Depdikbud 1969-1973, Kasi Sarana dan Prasarana Direktorat Dikmenjur 1973-1975, Kasubdit PTP 1976-1983, Kepala PPPG Teknologi Bandung 1980-1992, Direktur Dikmenjur 1992- 1998, Sekjen ATEA ASEAN Technician Education Association 1982, Sekjen Majelis Pendidikan Kejuruan Nasional 1994- 1998, Governing Board Member SEAMEO VOCTECH, Brunei Darrussalam 1996-1998, Resource Member, Colombo Plan Staff Collage for Technician Education, Manila 1994-1999. Mengikuti berbagai pelatihan di dalam dan luar negeri 1976- 1995, serta menjabat Ketua Yayasan EL-EM di dokumen “Pendidikan Kejuruan Menjelang 2020” untuk memungkinkan SMK lebih fleksibel dan permeabel selaras dengan semangat reformasi dan otonomi daerah. Menegaskan SMK bukan lagi hanya sebagai “pendidikan kejuruan” melainkan lembaga “Diklat Kejuruan” atau Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kejuruan Terpadu PPKT. Mengubah pengelolaan Diklat kejuruan dan terpusat menjadi lebih terdesentralisasi. Memprakarsai perubahan dari pendekatan pembelajaran berbasis kompetensi competence-based learning/curriculum. Menata ulang bidang/program keahlian di SMK sebagai PPKT. Skenario makro tersebut dituangkan dalam dokumen “Reposisi Pendidikan Kejuruan Menjelang 2020”. Menggagas berdirinya Badan Nasional Standarisasi/Sertifikasi Profesi BNSP yang dilengkapi Lembaga Sertifikasi Profesi LSP. Mengembangkan kurikulum kecakapan hidup life skills. Memprakarsai pembaruan Kurikulum SMK tahun 1999 dan melakukan kajian-kajian bagi pembaruan kurikulum berikutnya. Dr. Ir. Gatot Hari Priowirjanto mengajar sebagai Dosen ITB 1977-sekarang untuk matakuliah Bahan Galian Industri dan Kristal Optik 1978-1980, Geoteknik 1986-1990, Hidrogeologi, Simulasi Data, Pemetaan Air Tanah, Teknik Pemboran, Hidrogeologi Lanjut, dan Manajemen Air Tanah 1986-1996. Asisten Umum Lembaga Penelitian ITB 1989- 1995, Asisten Direktur Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama Program Pascasarjana ITB 1990-1996 Atase Pendidikan dan Kebudayaan di KBRI Bonn, Jerman 1996-1998, Direktur Ibid., hlm. 102-103 Nurhadi Volume 9, Nomor 1, Mei 2021 SEAMEO SEAMOLEC, Jakarta - Indonesia 2007-2015, kini menjabat sebagai Direktur SEAMEO Secretariat, Bangkok - Thailand 2015-2019.Program utamanya adalah meningkatkan keterampilan siswa SMK melalui pembuatan dan perakitan peralatan praktek sendiri sesuai dengan kompetensi keahlian siswa yang relevan, antara lain pada bidang teknologi, pertanian dan manufaktur. Membuka unit-unit produksi yang berlokasi di sekolah sebagai inkubator bisnis untuk menumbuhkan jiwa wirausaha warga sekolah. Memperkuat tata kelola SMK melalui penerapan sistem manajemen mutu berbasis ISO 90012008. Melaksanakan program rintisan “Wajib Belajar” 12 tahun dengan langkah awal mengubah Biaya Operasional Manajemen Mutu BOMM menjadi Rintisan Biaya Operasional Sekolah BOS. Serta menciptakan citra baik SMK yang disosialisasikan kepada seluruh elemen masyarakat Indonesia melalui berbagai media komunikasi dengan tujuan agar masyarakat dapat mengetahui perkembangan tingkat kinerja yang dicapai yang dilakukan adalah meletakan dasar sistem Teknologi Informasi dan Komunikasi bagi pengelolaan SMK. Mengembangkan pembelajaran yang tidak hanya pembalajaran klasikal tetapi juga memanfaatkan teknologi yang terkini yaitu menggunakan yang dilakukan adalah berpijak pada gagasan nawacita Presiden Jokowi pada poin ke lima yaitu; “meningkatkan kualitas hidup manusia” dan poin ke enam yaitu; “meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional”. Strategi yang dilakukan adalah dengan membuat pemetaan SMK se-Indonesia dalam program Verifikasi Wilayah Verwil. Data yang muncul pada Verwil ini kemudian dianalisa menjadi informasi dasar untuk pengambilan intervensi kebijakan. Sehingga program-program utama yang diterapkan adalah sebagai berikutIbid., hlm. 104-105 Ibid., hlm. 106-107 Ibid., hlm. 108 Ibid., hlm. 110-111 Nurhadi PALAPA Jurnal Studi Keislaman dan Ilmu Pendidikan 1 Menyukseskan pelaksanaan Kartu Indonesia Pintar. Tujuan yang akan dicapai melalui strategi ini adalah meningkatkan jumlah dan kualitas peserta didik SMK. 2 Afirmasi khusus pada daerah 3T. Program yang ditujukan untuk meningkatkan kapasitas SMK yang berada di berada di Provinsi Papua dan Papua Barat, berada di Daerah Khusus, dan berada di Daerah yang tergolong Tertinggal, Terluar, Terdepan 3T. 3 Memfokuskan pengembangan SMK Bidang Keahlian Perikanan dan Kelautan, Pertanian, dan Pariwisata. 4 Pemenuhan Guru Produktif melalui a kolaborasi dengan Lembaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan; b Pengadaan Guru Produktif oleh Pemerintah Pusat+Daerah; dan c Recognition Prior Learning RPL. 5 Peningkatan sistem tata kelola yang transparan dan akuntabel dengan melibatkan publik. Arah kebijakan yang diterapkan dalam melaksanakan tujuan strategis ini melalui a. Pengelolaan data pokok pendidikan menengah kejuruan b. Perencanaan, pemantauan dan evaluasi pelaksanaan program dan kinerja lembaga c. Penyediaan layanan informasi kebijakan d. Pengembangan e-Bantuan. Implementasi e-bantuan SMK untuk proses penyaluran bantuan dan pelaporannya dengan melibatkan ekosistem sekolah, disdik prov/kab/kota dan masyarakat. 6 Penyesuaian bidang keahlian/program studi keahlian dengan kebutuhan global dengan memperhatikan keseimbangan hard dan soft skill. 7 Program SMK Berbasis Industri/Keunggulan Wilayah berfungsi sebagai pusat pengembangan unit Teaching Factory, SMK Rujukan, MKPI. Memasuki era Masyarakat Ekonomi Asean MEA yang sudah dimulai pada akhir tahun 2015 dan menghadapi perdagangan bebas untuk kawasan Asia Pasifik APEC diperlukan usaha peningkatan kompetensi tenaga kerja agar dapat meninggikan mutu dan ragam produk yang dapat bersaing di pasar bebas. Dalam kaitan tersebut, diperlukan Sekolah Menengah Kejuruan yang handal dan mampu menerapkan prinsip Total Quality Management TQM agar dapat menjawab tantangan permasalahan ketenagakerjaan. Hal ini penting karena tujuan utama sistem Nurhadi Volume 9, Nomor 1, Mei 2021 pendidikan kejuruanadalah mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu. Sehingga diharapkan tamatannya menjadi tenaga kerja produktif, mampu meningkatkan pendapatan dan taraf hidup serta dapat mengembangkan dirinya dalam menghadapi perubahan yang semakin cepat. Indonesia memiliki potensi yang sangat besar untuk tumbuh dan berkembang menjadi bangsa yang sejahtera. Di samping sumber daya alamnya yang kaya, Indonesia memiliki tenaga kerja dalam jumlah yang berlimpah. Agar potensi tersebut dapat menjadi sumber daya pembangunan, diperlukan pendidikan yang bermutu dan relevan. Sejalan dengan itu, keterlibatan dunia kerja, khususnya dunia usaha/industri, harus terus dikembangkan dalam penerapan kebijakan pengelolaan sistem pendidikan kejuruan. Pelaksanaan Pendidikan Sistem Ganda PSG sebagai implementasi dari kebijakan Link & Match merupakan bukti adanya keterlibatan aktif pihak dunia usaha/ industri dalam pengelolaan pendidikan program pendidikan kejuruan menjelang tahun 2020 menekankan pada perubahan-perubahan mendasar, antara lain sebagai berikuta Orientasi pendidikan kejuruan dikembangkan dari supply-driven ke demand-driven. b Sistem pengelolaan pendidikan kejuruan berubah dari terpusat menjadi terdesentralisasi pendekatan pembelajaran Pendidikan kejuruan bergeser dari pendekatan mata pelajaran menjadi pendekatan pembelajaran berbasis kompetensi CBT. c Pola penyelenggaraan pendidikan kejuruan yang sangat terstruktur menjadi lebih fleksibel dan permeable. 3. Aktivis Kerja Sekolah Kejuruan Menurut Ekonomi Syariah Setelah penulis paparkan sejarah kedua lembaga kejuruan tersebut, maka jika ditinjau dari ekonomi Islam, kemungkinan besar bahwa MAK akan lebih sesuai dengan prinsip-prinsip ekonomi Islam, sebab di MAK pelajaran agama sebanyak 70 % dibandingkan dengan SMK yang hanya 30 %. Namun jika ditinjau dari keahlian Ibid., hlm. 114-115 Ibid., hlm. 116 Nurhadi PALAPA Jurnal Studi Keislaman dan Ilmu Pendidikan dan kejuruan pada dua lembaga tersebut, seolah SMK lebih berkopeten dan lebih pakar daripada di MAK, sebab di SMK jam kejuruan 70% dan jam pelajaran agama hanya 30%. Dari kedua lembaga kejuruan tersebut pada dasarnya bisa disesuaikan, misalnya SMK memang jam belajar keahlian lebih banyak sedangakn jam belajar agama lebih sedikit, tapi jam agama bisa ditambah dirumah dan dilingkungan masyarakat, sehingga hasilnya akan seimbang antara ilmu kejuruan dengan ilmu agama. Sebaliknya demikian juga MAK yang jam belajar agama lebih banyak dibandingkan jam kejuruan, namun hal tersebut dapat dikejar dengan praktek lapangan dan belajar secara otodidak, sehingga kedua mata pelajaran tersebut akan seimbang juga. Untuk lebih jelasnya maka akan penulis paparkan besaran manfaat kedua lembaga kejuruan tersebut. Pertama-tama kita harus mengetahui apa itu MAK atau Madrasah Aliyah Kejuruan. Madrasah Aliyah Kejuruan yang disingkat MAK merupakan madrasah atau sekolah bernuansa Islam yang bernaung di bawah kementerian agama seperti halnya madrasah-madrasah lainnya bagi MAK Negeri, bedanya MAK ini menggunakan materi-materi kejuruan seperti halnya di SMK. Terlebih pemerintah kini sangat memberikan perhatian cukup besar terhadap SMK karena dapat menghasilkan output langsung kerja sehingga siswa-siswa lulusan sekolah kejuruan memiliki ketrampilan tersendiri yang dapat mengurangi prosentase pengangguran di negara MAK dan SMK sama-sama sekolah kejuruan, tetapi ada perbedaan yang sangat mendasar dari kedua sekolah itu. Sama-sama kejuruan boleh saja, bahkan output siswanya sama-sama memiliki keterampilan namun materi atau subtansi mapelnya lebih sempurna MAK. Mengapa dikatakan sempurna? Karena secara teori dan akal, materi yang diajarkan oleh madrasah mengacu pada bobot mapel PAI Pendidikan Agama Islam yang banyak sehingga tidak hanya mampu menguasai materi umum saja tetapi juga materi agama, mengingat madrasah akan membawa para siswa selamat di dunia dan Wahidah “Keunggulan Madrasah Aliyah Kejuruan yang Bikin Iri?”, Kompasiana, 9 April 2016, diakses 3 Juli 2019. Ibid. Nurhadi Volume 9, Nomor 1, Mei 2021 MAK hampir sama dengan SMK, di MAK akan diajarkan materi-materi ketrampilan-ketrampilan yang ada di sekolah kejuruan, sehingga MAK merupakan sekolah atau madrasah idaman yang dapat menghantarkan kita dalam mencapai kesuksesan dunia dan akhirat. Kesuksesan dunia didapat dari materi umum dan kejuruan sehingga outputnya siswa sukses mendapatkan pekerjaan sesuai dengan kemajuan zaman saat ini dan dapat mengurangi prosentase pengangguran di negara ini. Sedangkan kesuksesan akhirat didapat dari materi PAI sehingga outputnya siswa paham akan agama, mengamalkannya dan dijamin selamat di dunia dan ada ruginya belajar di MAK, kurang apa coba Madrasah Aliyah Kejuruan ini? Harusnya sekolah lain merasa iri dengan subtansi dari MAK ini. Meskipun memang sekolah kejuruan dianggap sebelah mata oleh sebagian masyarakat. Itu dikarenakan mereka tidak melihat ada apa di dalamnya, terlebih MAK ini memang masih tidak sepopuler MA maupun SMA yang sudah banyak dikenal oleh orang masyarakat sebaiknya pemerintah bersama masyarakat mulai mengunggulkan madrasah ini dan lebih memperhatikan MAK ini kalau tidak ingin mempertinggi angka prosentase pengangguran. Padahal penyebab pengangguran ini ialah banyaknya masyarakat yang lebih memilihkan sekolah anak di sekolah umum dan madrasah yang favorite bukan di kejuruan. Padahal lulusan SMA maupun MA yang hanya bukan program keterampilan, akan sulit mengikuti perkembangan zaman sekarang ini. Karena orang pintar tanpa keterampilan apapun maka akan sulit mencari pekerjaan. Semoga bermanfaat dan terima paparan diatas, maka dapat diambil pelajaran, bahwa dari dua lembaga kejuruan tersebut, yaitu MAK dan SMK, jika ditinjau dari prinsip-prinsip ekonomi Islam yang lebih mengarah ke penguatan ajaran agama, sehingga bisa diamalkan dan diaplikasikan dalam dunia kerja setelah lulus MAK dan SMK, maka menurut penulis MAK lebih relevan dan lebih menguntungkan, baik dunia maupun akhirat. Apalagi jika ditimbang dengan teori filsafat pendidikan dan pendidikan Islam yang berorientasi pada budi pekerti yang luhur dan berakhlakul karimah, maka tujuan Ibid. Ibid. Ibid. Nurhadi PALAPA Jurnal Studi Keislaman dan Ilmu Pendidikan pendidikan MAK persepktif ekonomi Islam lebih mendekati sempurna diabandingkan SMK. KESIMPULAN Dari sejarah dan asal muasal serta perjalanan panjang MAK dan SMK, maka dapat disimpulkan bahwa MAK lebih berorientasi pada pendidikan agama yang berbasis skill atau keterampilan sebagai bekal menjalani hidup di dunia. Sedangkan SMK hampir dipastikan lebih menonjolkan skill dan ketetampilan saja, sedikit ditambah pemanis pelajaran agama sebagai penyeimbang antara dunia dan akhirat. Muatan-muatan mata ajar dari kedua lembaga kejuruan tersebut, hampir bertolak belakang, MAK 70% mata ajar agama, SMK 70% mata ajar kejuruan. Maka hampir dipastikan dari kedua alumni MAK dan SMK yang kecenderungan akan belajar ekonomi Islam atau kuliah jurusan ekonomi Syariah adalah MAK. Dari dua lembaga kejuruan tersebut, yaitu MAK dan SMK, jika ditinjau dari prinsip-prinsip ekonomi Islam yang lebih mengarah ke penguatan ajaran agama, sehingga bisa diamalkan dan diaplikasikan dalam dunia kerja setelah lulus MAK dan SMK, maka menurut penulis MAK lebih relevan dan lebih menguntungkan, baik dunia maupun akhirat. Apalagi jika ditimbang dengan teori filsafat pendidikan dan pendidikan Islam yang berorientasi pada budi pekerti yang luhur dan berakhlakul karimah, maka tujuan pendidikan MAK persepktif ekonomi Islam lebih mendekati sempurna diabandingkan SMK DAFTAR PUSTAKA Asari, Hasan, Menyingkap Zaman Keemasan Islam; Kajian atas Lembaga-Lembaga Pendidikan Bandung Mizan, 1994. Assegaf, Abdurahman, Politik Pendidikan Nasional; Pergeseran Kebijakan Pendidikan Agama Islam dari Praproklamasi ke Reformasi Yogyakarta Kalam Mulia, 2005. Azra, Azyumardi, Paradigma Baru Pendidikan Nasional; Rekonstruksi dan Demokratisasi Jakarta Kompas, 2002. Azra, Azyumardi, Pendidikan Islam; Tradisi dan Modernisasi Menuju Millenium Baru Jakarta Logos, 1999. Nurhadi Volume 9, Nomor 1, Mei 2021 Daulay, Haidar Putra, Historisitas dan Eksistensi Pesantren Sekolah dan Madrasah Yogyakarta Tiara Wacana, 2001. Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahanya Semarang Toha Putra, 2015. Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia Jakarta Kemendikbud, 2010. Djumhur, dan Danasuparta, Sedjarah Pendidikan Bandung Djakarta Tjerdas, 1961. Fadjar, A. Malik, Madarsah dan Tantangan Modernitas Bandung Mizan, 1999. Harun, “Mengenal Madrasah Aliyah MA Dan MAK”, 4 Juli 2019, diakses 3 Juli 2019. Ihsan, Fuad, Dasar-Dasar Kependidikan Jakarta PT. Rineka Cipta, 2008 Khurniawan, Arie Wibowo, dkk., SMK Sekolah Menengah Kejuruan dari Masa ke Masa Jakarta Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Kompleks Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, 2016/2018. Kosim, Mohammad, “Madrasah Di Indonesia Pertumbuhan dan Perkembangan”, Jurnal Tadris, Vo. 2. No 1. 2007, 41-57. Lembaran Negara Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 1, 1-26. Listiara, Anita dan Asmadi Alsa, “Esensi Bersekolah bagi Siswa Berisiko di Sekolah Menengah Kejuruan SMK”, Jurnal Psikologi, Vol. 38, No. 2, 2011, 164-175. Makdisi, George, The Rise of Colleges Institutions of Learning in Islam and The West Edinburg Edinburg University Press, 1981. Maknun, Johar, “Pengembangan Sekolah Menengah Kejuruan SMK Boarding School Berbasis Keungulan Lokal”, Direktori/FPTK/Jurusan Pendidikan Teknik Arsitektur, Upi Edu 196803081993031, 1-30. Maksum, Madrasah; Sejarah dan Perkembangannya Jakarta Logos, 1999. Mohammad, Ardiyan, “Sistem Pendidikan Biang Kerok Indonesia Minimnya Wirausaha”, 12 Juli 2014, diakses 3 Juli 2019. Mukhtar, Muh. Ali dan Jejen Musfah, “Membangun Kewirausahaan di Sekolah”. Journal for Integrative Islamic Studies Hikmatuna, Vo. 4 No. 2 2018, 204-215. Muslim, Novriza bin, “Riwayat Sekolah Menengah Kejuruan”, 1 Oktober 2014, diakses 4 Juli 2019. Peraturan Menteri Agama RI Nomor 60 tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Agama RI Nomor 90 tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Madsrasah. Nurhadi PALAPA Jurnal Studi Keislaman dan Ilmu Pendidikan Pramono, Yoga, “Kajian Kebutuhan dan Penyediaan Sekolah Menengah Kejuruan di Kabupaten Rembang”, Tesis Master Semarang Program Pasca Sarjana Magister Teknik Pembangunan Wilayah dan Kota Universitas Diponegoro, 2009. Saefudin, Agus, Smk Sekolah Mencetak Kuli dan Pengangguran Sebuah Kritik dan Solusi Arah Kebijakan Sekolah Menengah Kejuruan, Makalah Master Semarang Program Pascasarjana Program Studi Manajemen Pedidikan Konsentrasi Kepengawasan Sekolah Universitas Negeri, 2015. Salinan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Standar Kompetensi Kejuruan Sekolah Menengah Kejuruan SMK/Madrasah Aliyah Kejuruan MAK. Salinan Peraturan Menteri Pendidikan Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 70 Tahun 2013 Tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan. Setiawan, Yuli, “Mengenal Sejarah Pendidikan Kejuruan di Indonesia”, 31 Mei 2016, diakses 4 Juli 2019. SK Mendikbud ini dikeluarkan sebagai tindak lanjut dari PP Nomor 29/1990 tentang Pendidikan Menengah, 1-20. SK Mendikbud Nomor 489/U/1992 selanjutnya ditindaklanjuti dengan Keputusan Menteri Agama Nomor 370/1993 tentang Madrasah Aliyah, 1-17. Steenbrink, Karel A., Pesantren Madrasah Sekolah; Pendidikan Islam dalam Kurun Moderen Jakarta LP3ES, 1994. Syalabi, Ahmad, Sedjarah Pendidikan Islam, terj. Muchtar Jahja dan Sanusi Latief Jakarta Bulan Bintang, 1973. Syamsudini, H M., “Pendidikan Madrasah Dalam Lintas Sejarah Indonesia”, Jurnal Turats, 145-152. Wahidah, Noor, “Keunggulan Madrasah Aliyah Kejuruan yang Bikin Iri?”, Kompasiana, 9 April 2016, diakses 3 Juli 2019. Walfajri, Maizal dan Herlina Kartika, “Menkop UKM Rasio wirausaha Indonesia sudah lebih dari 7%”. 05 Juni 2018, diakses 3 Juli 2019. Walfajri, Maizal dan Narita. “Jumlah pelaku UMKM di 2018 diprediksi mencapai 58,97 juta orang”, 05 Oktober 2018, diakses 3 Juli 2019. ... Salah satu upaya negara dalam pemenuhan SDM level menengah yang berkualitas adalah pembinaan pendidikan kejuruan. Rumusan arti pendidikan kejuruan sangat bervariasi, mengembangkan sistem pendidikan berdasarkan pengetahuan dan tingkatan pengetahuan [3]. Sekolah Menengah Kejuruan SMK adalah bentuk pendidikan karir pra-sekolah menengah, daripada mempersiapkan siswa untuk aspek pekerjaan tertentu [4]. ...... Skor untuk setiap item mulai dari 0,0 hingga 1,0 harus sama dengan bobot total faktor. Nilai 1 tidak penting, 2 tidak penting, 3 Seluruh bobot skor faktor penentu keberhasilan dalam matriks IFE adalah 3,43, yang menunjukkan bahwa in-house workshop SMK Noorul-Islami berada pada kategori kuat >2,5. ...Alamul YaqinAkhmad Wasiur Rizqi Hidayat UmgNurul Islam Vocational School is a school that runs a business in the field of vocational education, namely Mechanical Engineering TPM, Electrical Power Installation Engineering TITL, Office Management Automation OTKP. led to a decrease in the number of students in the SMK. The purpose of this study is to analyze existing internal and external resources and determine the appropriate method to be used to improve school quality so that it can attract public interest in using the SWOT method to survive and compete with other schools. In this research, different research methods, both quantitative and qualitative, are used to describe the realities of the area. The results obtained from the results of the SWOT analysis give an IFE value of while an EFE value of Therefore, the IE matrix of Nurul Islam Vocational School, several development strategies and solutions show that the SWOT matrix of Nurul Islam Vocational School is located in quadrant I. Vocational High School entrance fees are affordable is the second-choice alternative for parents if their child is not accepted at public high school as an effort to make it easier for student parents to choose a dan Eksistensi Pesantren Sekolah dan Madrasah Yogyakarta Tiara WacanaHaidar DaulayPutraDaulay, Haidar Putra, Historisitas dan Eksistensi Pesantren Sekolah dan Madrasah Yogyakarta Tiara Wacana, 2001.Mengenal Madrasah Aliyah MA Dan MAKHarunHarun, "Mengenal Madrasah Aliyah MA Dan MAK", 4 Juli 2019, diakses 3 Juli Sekolah Menengah Kejuruan dari Masa ke Masa Jakarta Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Kompleks Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RIArie KhurniawanDkk WibowoKhurniawan, Arie Wibowo, dkk., SMK Sekolah Menengah Kejuruan dari Masa ke Masa Jakarta Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Kompleks Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, 2016/2018.Madrasah Di Indonesia Pertumbuhan dan PerkembanganMohammad KosimKosim, Mohammad, "Madrasah Di Indonesia Pertumbuhan dan Perkembangan", Jurnal Tadris, Vo. 2. No 1. 2007, Bersekolah bagi Siswa Berisiko di Sekolah Menengah Kejuruan SMKAnita ListiaraDan Asmadi AlsaListiara, Anita dan Asmadi Alsa, "Esensi Bersekolah bagi Siswa Berisiko di Sekolah Menengah Kejuruan SMK", Jurnal Psikologi, Vol. 38, No. 2, 2011, Sekolah Menengah Kejuruan SMK Boarding School Berbasis Keungulan LokalJohar MaknunMaknun, Johar, "Pengembangan Sekolah Menengah Kejuruan SMK Boarding School Berbasis Keungulan Lokal", Direktori/FPTK/Jurusan Pendidikan Teknik Arsitektur, Upi Edu 196803081993031, Pendidikan Biang Kerok Indonesia Minimnya WirausahaArdiyan MohammadMohammad, Ardiyan, "Sistem Pendidikan Biang Kerok Indonesia Minimnya Wirausaha", 12 Juli 2014, diakses 3 Juli MukhtarAli Dan Jejen MusfahMukhtar, Muh. Ali dan Jejen Musfah, "Membangun Kewirausahaan di Sekolah". Journal for Integrative Islamic Studies Hikmatuna, Vo. 4 No. 2 2018, Sekolah Menengah KejuruanNovriza MuslimBinMuslim, Novriza bin, "Riwayat Sekolah Menengah Kejuruan", 1 Oktober 2014, diakses 4 Juli 2019.
YayasanDaarul Tauhid mengelola SMK Islamic School berbasis Pesantren (Boarding School) di dua kampus, yaitu: Kampus I : Jl. Gegerkalong Girang Komplek Setiabudi Indah Kav. 25-26 Bandung 40153; Kampus II : Jl. Cigugur Girang no.33, Parongpong, Kabupaten Bandung Barat, Jawa barat 40559
Madrasah Aliyah Kejuruan MAK adalah jenjang pendidikan menengah pada pendidikan formal di Indonesia, setara dengan sekolah menengah atas SMA yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan dengan kekhasan agama Islam dan pengelolaannya dilakukan oleh Kementerian Agama. Siswa yang melanjutkan MAK harus menuntaskan pendidikan sekolah menengah pertama, madrasah tsanawiyah, atau bentuk lain yang sederajat atau lanjutan dari hasil belajar yang diakui sama atau setara terlebih dahulu. Sama seperti SMA, pendidikan MAK memiliki masa studi tiga tahun, mulai dari kelas 10/X sampai kelas 12/XII. Penyelenggara pendidikan terbagi menjadi dua yaitu negeri dan swasta. Salah satu ciri khas dari pendidikan kejuruan adalah adanya kegiatan praktik kerja lapangan PKL sebagai salah satu program inti beberapa jurusan yang biasanya diminati oleh siswa kejuruan, di antaranya adalah Jurusan Multimedia, Animasi, Administrasi, Akuntansi, Farmasi, Pariwisata, Pelayaran, Teknik Mesin, Tata Boga, Elektro dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 50 Tahun 2020 tentang Praktik Kerja Lapangan Bagi Peserta Didik
MasIbnu Jabal merupakan sebuah Madrasah aliyah (MA) Swasta yang berlokasi di Komplek Griya Inti Blok F-6 No. 1-2 Rt. 04 Rw. 10 - Cicalengka Bandung, Mas Ibnu Jabal ini sudah terakreditasi dengan nomor npsn 20279969. 19 MAS HUSAINIYAH Mas Husainiyah merupakan sebuah Madrasah aliyah (MA) Swasta yang beralamat di Kp.pamoyanan 33 Ds. Panenjoan Kec.
Berikut ini adalah daftar lengkap Sekolah Menengah Atas SMA di Kecamatan Ujungberung Bandung. Daftar Madrasah Aliyah MA di Kec. Ujungberung dan Daftar Sekolah Menengah Kejuruan SMK di Kec. Ujungberung Bandung, baik Negeri maupun Swasta. Untuk mengetahui informasi lebih detail setiap sekolah, silakan klik pada nama sekolah – Sekolah Menengah Atas SMA di Kec. Ujungberung Kota Bandung– SMA Negeri di Kec. Ujungberung SMA Negeri 24 BandungSMA Negeri 24 Bandung Alamat Jl. Nasution No. 27, Pasir Endah, Kec. Ujungberung, Kota Bandung No. Telpon ...– SMA Swasta di Kec. Ujungberung SMA Darul Qur An BandungSMA Darul Qur An Alamat Jl. Nagrog No. 85, Pasanggrahan, Kec. Ujungberung, Kota Bandung No. Telpon 022 ...SMA Karya Pembangunan 2 BandungSMA Karya Pembangunan 2 Bandung Alamat Jl. Raya Ujungberung No. 25, Pasir Endah, Kec. Ujungberung, Kota Bandung No. ...SMA PGRI 3 BandungSMA PGRI 3 Bandung Alamat Sukup Cigending, Kec. Ujungberung, Kota Bandung No. Telpon 022 7807131 ...SMA Terpadu Baiturrahman BandungSMA Terpadu Baiturrahman Bandung Alamat Jl. Prof. Khm. Syadeli Hasan No. 44, Pasirjati, Kec. Ujungberung, Kota Bandung No. ...– Madrasah Aliyah MA di Kec Ujungberung Kota Bandung– MA Swasta di Kec. Ujungberung MA Yasipa BandungMA Yasipa Bandung Alamat Kp. Sekeburuy Desa/Kel Pasirwangi Kec Ujungberung, Kota Bandung No. Telpon 022-87885075 ...– Sekolah Menengah Kejuruan SMK di Kec Ujungberung Kota Bandung– SMK Swasta di Kec. Ujungberung SMK Bakti Persada BandungSekolah Menengah Kejuruan Swasta SMK Bakti Persada Bandung Alamat Jl. Paledang No. 128, Pasanggrahan, Ujungberung, Kota Bandung 40617 No. Telpon ...SMK Gantra BandungSekolah Menengah Kejuruan Swasta SMK Gantra Bandung Alamat Cinangka, Pasirwangi, Ujungberung, Kota Bandung 40618 No. Telpon 022-87827763 Jurusan / Kompetensi ...SMK Karya Pembangunan 2 BandungSekolah Menengah Kejuruan Swasta SMK Karya Pembangunan 2 Bandung Alamat Jl. Nasution No. 25 B, Pasir Endah, Ujungberung, ...SMK Yasri BandungSekolah Menengah Kejuruan Swasta SMK Yasri Bandung Alamat Jl. Cigending Pasirwangi, Ujungberung, Kota Bandung 40618 Jurusan / Kompetensi Keahlian ...
INTEGRASIILMU AGAMA DAN ILMU UMUM 126 Kurikulum kolektif di Madrasah Aliyah Citra Cendekia dilaksanakan oleh bidang bimbingan dan konseling. 401 Kurikulum kolektif diikuti oleh semua siswa secara bersama-sama. pelaksanaan bimbingan dan konseling dilaksanakan di masjid, ruang BK, dan aula madrasah. Materi lain yang diberikan secara kolektif berupa pemahaman agama maupun pembahasan tema-tema
Update Terakhir 18 Mar 2021 Jumlah Sekolah, Guru, dan Murid Madrasah Aliyah MA di Bawah Kementerian Agama Menurut Kecamatan di Kota Bandung, 2018/2019 dan 2019/2020 Number of Schools, Teachers, and Pupils in Madrasah Aliyah MA Under the Ministry of Religious Affairs by Subdistrict in Bandung Municipality, 2018/2019 and 2019/2020 Kecamatan Sekolah/Schools Guru 1/Teachers 1 Murid/Pupils Negeri/Public Swasta/Private Jumlah/Total Negeri/Public Swasta/Private Jumlah/Total Negeri/Public Swasta/Private Jumlah/Total Sub distric 2019/2020 2020/2021 2019/2020 2020/2021 2019/2020 2020/2021 2019/2020 2020/2021 2019/2020 2020/2021 2019/2020 2020/2021 2019/2020 2020/2021 2019/2020 2020/2021 2019/2020 2020/2021 Bandung Kulon ... 1 ... 1 ... 2 ... 88 ... 25 ... 113 ... 1 165 ... 366 ... 1 531 Babakan Ciparay ... - ... - ... - ... - ... - ... - ... - ... - ... - Bojongloa Kaler ... - ... 1 ... 1 ... - ... 13 ... 13 ... - ... 94 ... 94 Bojongloa Kidul ... - ... 4 ... 4 ... - ... 54 ... 54 ... - ... 778 ... 778 Astanaanyar ... - ... 2 ... 2 ... - ... 46 ... 46 ... - ... 263 ... 263 Regol ... - ... 1 ... 1 ... - ... 11 ... 11 ... - ... 33 ... 33 Lengkong ... - ... 1 ... 1 ... - ... 9 ... 9 ... - ... 82 ... 82 Bandung Kidul ... - ... - ... - ... - ... - ... - ... - ... - ... - Buah Batu ... - ... 2 ... 2 ... - ... 31 ... 31 ... - ... 479 ... 479 Rancasari ... - ... 1 ... 1 ... - ... 2 ... 2 ... - ... 72 ... 72 Gedebage ... - ... 1 ... 1 ... - ... 9 ... 9 ... - ... 10 ... 10 Cibiru ... 1 ... 1 ... 2 ... 86 ... 18 ... 104 ... 1 228 ... 259 ... 1 487 Panyileukan ... - ... - ... - ... - ... - ... - ... - ... - ... - Ujungberung ... - ... 1 ... 1 ... - ... 8 ... 8 ... - ... 68 ... 68 Cinambo ... - ... - ... - ... - ... - ... - ... - ... - ... - Arcamanik ... - ... 1 ... 1 ... - ... 11 ... 11 ... - ... 184 ... 184 Antapani ... - ... - ... - ... - ... - ... - ... - ... - ... - Mandalajati ... - ... - ... - ... - ... - ... - ... - ... - ... - Kiaracondong ... - ... 2 ... 2 ... - ... 27 ... 27 ... - ... 134 ... 134 Batununggal ... - ... 1 ... 1 ... - ... 6 ... 6 ... - ... 38 ... 38 Sumur Bandung ... - ... - ... - ... - ... - ... - ... - ... - ... - Andir ... - ... - ... - ... - ... - ... - ... - ... - ... - Cicendo ... - ... 1 ... 1 ... - ... 8 ... 8 ... - ... 49 ... 49 Bandung Wetan ... - ... - ... - ... - ... - ... - ... - ... - ... - Cibeunying Kidul ... - ... 1 ... 1 ... - ... 9 ... 9 ... - ... 53 ... 53 Cibeunying Kaler ... - ... 1 ... 1 ... - ... 15 ... 15 ... - ... 152 ... 152 Coblong ... - ... - ... - ... - ... - ... - ... - ... - ... - Sukajadi ... - ... - ... - ... - ... - ... - ... - ... - ... - Sukasari ... - ... 1 ... 1 ... - ... 34 ... 34 ... - ... 210 ... 210 Cidadap ... - ... - ... - ... - ... - ... - ... - ... - ... - Kota Bandung ... 2 ... 24 26 26 ... 174 ... 336 526 510 ... 2 393 ... 3 324 5,544 5 717 Catatan/Note 1 Jumlah guru termasuk kepala sekolah dan guru/The total of teachers including headmaster and teacher Sumber/Source Kementerian Agama, EMIS, data semester ganjil/ Ministry of Religious Affairs, EMIS, odd semester
Pelajarmadrasah aliyah umumnya berusia 16-18 tahun. SMA/MA tidak termasuk program wajib belajar pemerintah, sebagaimana siswa sekolah dasar (atau sederajat) 6 tahun dan sekolah menengah pertama (atau sederajat) 3 tahun. Di Indonesia, kepemilikan madrasah aliyah dipegang oleh dua badan, yakni swasta dan pemerintah (madrasah aliyah negeri).
Madrasah Aliyah MA Terbaik di Jawa Tengah Referensi PPDB 2023Berikut deretan Madrasah Aliyah MA terbaik di Jawa Tengah dapat dijadikan referensi PPDB MAS Wathoniyah Islamiyah KarangduwurRanking Nasional 604Nilai Rerata UTBK 527,734 Alamat Kabupaten/Kota Kab. Kebumen7. MAN 2 KebumenRanking Nasional 675Nilai Rerata UTBK 524,379Alamat Kabupaten/Kota Kab. Kebumen8. MAN 2 CilacapRanking Nasional 694Nilai Rerata UTBK 523,725Alamat Kabupaten/Kota Kab. Cilacap9. MAS PPMI AssalaamRanking Nasional 710Nilai Rerata UTBK 523,102Alamat Kabupaten/Kota Kab. Sukoharjo10. MAN PurbalinggaRanking Nasional 796Nilai Rerata UTBK 519,632Alamat Kabupaten/Kota Kab. Purbalingga
Membangunmadrasah diatas tanah wakaf 6. Melakukan perawatan, perbaikan dan perluasan bila diperlukan. DKM AN-NABAWIYAH Kampung Pasirhuni Desa Sukawening Kecamatan Ciwidey Kabupaten Bandung Kode Pos 40973 Telpon 022-92040538 Rencana kerja pengajar madrasah DKM An-Nabawiyah 1. Membuat time schedule proses penerimaan sampai kelulusan santri 2.
Bandung Prov. Jawa Barat Punya Sejumlah Madrasah aliyah MA Terfavorite menurut Akreditasinya, Bandung memiliki 90 Madrasah aliyah MA yang udah terdaftar di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Yang Terbaru Saya sudah berbagi Daftar Madrasah tsanawiyah MTs Recommended di Bandung dan Berikut adalah List Sekolah MA di Bandung, Jawa Barat untuk membantu anda 1 MAS YPI MEKARJAYA Mas Ypi Mekarjaya yakni sebuah Madrasah aliyah MA Swasta yang beralamat di – Arjasari Bandung, Mas Ypi Mekarjaya ini sudah terakreditasi dengan nomor npsn MAS PERSIS 165 ARJASARI Mas Persis 165 Arjasari adalah sebuah Madrasah aliyah MA Swasta yang beralamat di – Arjasari Bandung, Mas Persis 165 Arjasari ini sudah terakreditasi dengan nomor npsn MAS YPKM AL-HIDAYAH Mas Ypkm Al-hidayah ialah sebuah Madrasah aliyah MA Swasta yang beralamat di – Arjasari Bandung, Mas Ypkm Al-hidayah ini sudah terakreditasi dengan nomor npsn MAS MATHLAUL HUDA Mas Mathlaul Huda adalah satu dari sekian Madrasah aliyah MA Swasta yang bertempat di Jl. Cimuncang – Baleendah Bandung, Mas Mathlaul Huda ini sudah terakreditasi dengan nomor npsn MAS AL-IHSAN Mas Al-ihsan yaitu sebuah Madrasah aliyah MA Swasta yang berlokasi di Agung Baleendah Baleendah Bandung, Mas Al-ihsan ini sudah terakreditasi dengan nomor npsn MAS AS-SALAM BALEENDAH Mas As-salam Baleendah ialah satu dari sekian Madrasah aliyah MA Swasta yang berlokasi di Kp. Rancamanuk – Baleendah Bandung, Mas As-salam Baleendah ini sudah terakreditasi dengan nomor npsn MAS MAWADDI Mas Mawaddi ialah satu dari sekian Madrasah aliyah MA Swasta yang berlokasi di Jl. Raya Pangalengan – Banjaran Bandung, Mas Mawaddi ini sudah terakreditasi dengan nomor npsn MAS PERSIS 31 BANJARAN Mas Persis 31 Banjaran yaitu sebuah Madrasah aliyah MA Swasta yang bertempat di Jl. Pajagalan No. 115 Banjaran – Banjaran Bandung, Mas Persis 31 Banjaran ini sudah terakreditasi dengan nomor npsn MAS YPP DARUL HIKAM Mas Ypp Darul Hikam yakni sebuah Madrasah aliyah MA Swasta yang terletak di No 442 – Banjaran Bandung, Mas Ypp Darul Hikam ini sudah terakreditasi dengan nomor npsn MAS AS-SOLEHHIYAH Mas As-solehhiyah yakni satu dari sekian Madrasah aliyah MA Swasta yang terletak di Rt 01 Rw 14 Desa Bojongsari Kecamatan Bojongsoang Kabupaten Bandun – Bojongsoang Bandung, Mas As-solehhiyah ini sudah terakreditasi dengan nomor npsn MAS AL-MUKHLISIN Mas Al-mukhlisin adalah satu dari sekian Madrasah aliyah MA Swasta yang berlokasi di Jalan Terusan Buahbatu Gg. Pga Rw. 02 Desa Lengkong Kec. Bojongsoan – Bojongsoang Bandung, Mas Al-mukhlisin ini sudah terakreditasi dengan nomor npsn MAS PERSIS CIGANITRI Mas Persis Ciganitri yakni sebuah Madrasah aliyah MA Swasta yang beralamat di Jl. Ciganitri No 2 Rt 05/02 Cipagalo Bojongsoang Bandung 40287 Bojongsoang Bojongsoang Bandung, Mas Persis Ciganitri ini sudah terakreditasi dengan nomor npsn MAS IMTAQ Mas Imtaq ialah Salah satu Madrasah aliyah MA Swasta yang bertempat di Beo Bumi Parahyangan Kencana Blok B3 No 1 – Cangkuang Bandung, Mas Imtaq ini sudah terakreditasi dengan nomor npsn MAS AL-MUKHLIS Mas Al-mukhlis merupakan satu dari sekian Madrasah aliyah MA Swasta yang beralamat di Rt/rw 02/01 – Cangkuang Bandung, Mas Al-mukhlis ini sudah terakreditasi dengan nomor npsn MAS NURUL FALAH Mas Nurul Falah yakni Salah satu Madrasah aliyah MA Swasta yang bertempat di Cangkuang Bandasari Cangkuang Bandung, Mas Nurul Falah ini sudah terakreditasi dengan nomor npsn MAS AL-IKHLASH Mas Al-ikhlash adalah satu dari sekian Madrasah aliyah MA Swasta yang beralamat di Jl. Raya Timur Kec. Cicalengka Kab. Bandung – Cicalengka Bandung, Mas Al-ikhlash ini sudah terakreditasi dengan nomor npsn MAS WASILATUL HUDA Mas Wasilatul Huda yaitu Salah satu Madrasah aliyah MA Swasta yang terletak di – Cicalengka Bandung, Mas Wasilatul Huda ini sudah terakreditasi dengan nomor npsn MAS IBNU JABAL Mas Ibnu Jabal merupakan sebuah Madrasah aliyah MA Swasta yang berlokasi di Komplek Griya Inti Blok F-6 No. 1-2 Rt. 04 Rw. 10 – Cicalengka Bandung, Mas Ibnu Jabal ini sudah terakreditasi dengan nomor npsn MAS HUSAINIYAH Mas Husainiyah merupakan sebuah Madrasah aliyah MA Swasta yang beralamat di 33 Ds. Panenjoan Kec. Cicalengka Kab. Bandung – Cicalengka Bandung, Mas Husainiyah ini sudah terakreditasi dengan nomor npsn MAS LA TANSA Mas La Tansa merupakan sebuah Madrasah aliyah MA Swasta yang berlokasi di Kp. Ciluluk Ciluluk Cikancung Bandung, Mas La Tansa ini sudah terakreditasi dengan nomor npsn 60728042.
Dikutipdari Madrasah Resource Center (MRC) berikut ini Daftar Madrasah Aliyah (MA) Se Jawa Barat Sasaran Penerapan E-RKAM (Rencana Kerja dan Anggaran Madrasah Berbasis elektronik) Tahap I Tahun 2020 Proyek ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas tata kelola penyelengaraan pendidikan dasar dan menengah di Kementerian Agama (Kemenag).
- Seleksi Nasional Peserta Didik Baru SNPDB pada sejumlah Madrasah Aliyah MA unggulan sudah dibuka. Seleksi yang dibuka untuk siswa agar bisa mengejar bangku Madrasah Aliyah Negeri MAN Insan Cendekia IC, Program Keagamaan PK, dan Madrasah Aliyah Kejuruan Negeri MAKN 2023/2024 yang sudah juga Tidak Terima Email Aktivasi Akun SNPMB? Coba 3 Cara Ini Pendaftaran dilakukan secara online, 9 Januari - 14 Februari 2023. Minat siswa untuk sekolah di madrasah terus meningkat. Terbukti, pada tahun 2022, lebih dari 21 ribu siswa mendaftar SNPDB ini. Saat itu, pendaftaran dibuka dari 10 Januari - 14 Februari 2022."Minat siswa sekolah di madrasah terus meningkat. Pendaftar SNPDB MAN IC, MAN PK, dan MAKN tahun ini kembali naik. Total mencapai pendaftar," ucap Direktur Kurikulum, Sarana, Kelembagaan, dan Kesiswaan KSKK Madrasah Kemenag, Moh. Isom dalam keterangannya, Rabu 11/1/2023. Isom mengaku, Madrasah Insan Cendekia merupakan salah satu prototipe madrasah unggulan berbasis asrama di Indonesia. Pendirian MAN Insan Cendekia bertujuan mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas tinggi dalam bidang Keimanan dan Ketakwaan IMTAK, menguasai Ilmu Pengetahuan dan Teknologi IPTEK, mempunyai wawasan keislaman dan kebangsaan yang baik, serta mampu mengaktualisasikannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Di samping itu, keberadaan MAN Insan Cendekia ini diharapkan dapat berfungsi sebagai Magnet School, yaitu menjadi model dan inspirasi bagi madrasah-madrasah lain di sekitarnya. Tahun 2022, ada 23 MAN IC yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia. MAN Program Keagamaan MAN PK, lanjut Isom, merupakan salah satu program peminatan unggulan nasional dalam bidang keagamaan berbasis asrama yang menjadi bagian dari MAN Reguler yang sudah ada. Baca juga 10 PTN Terbaik Indonesia Versi THE WUR 2023 untuk Referensi SNBP
. n59yfe20zw.pages.dev/93n59yfe20zw.pages.dev/270n59yfe20zw.pages.dev/321n59yfe20zw.pages.dev/386n59yfe20zw.pages.dev/255n59yfe20zw.pages.dev/256n59yfe20zw.pages.dev/108n59yfe20zw.pages.dev/179n59yfe20zw.pages.dev/77
madrasah aliyah kejuruan di bandung